Hingga
saat ini, persentase eksplorasi dan penggunaan tenaga surya sendiri baru
mencapai 0,08% dari kapasitas di atas, atau baru sekitar 150 MW.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sangat Cocok Diterapkan Di Indonesia
karena Indonesia berada tepat di garis khatulistiwa yang menjadikan hampir
seluruh wilayahnya menerima energi panas matahari dengan sangat baik dan
melimpah.
Di
samping itu, trend energi global saat ini perlahan tapi pasti bergerak untuk
melepaskan diri dari ketergantungan pada energi bahan bakar minyak, yang
dampaknya sangat tidak bersahabat dengan iklim dunia.
Kementerian
ESDM Indonesia telah menyatakan secara resmi bahwa sebagai jawaban Indonesia
atas trend pergeseran bahan bakar energi dari sumber energi tidak terbarukan ke
sumber energi terbarukan, pemerintah melalui kementerian ESDM telah membuat
target pembangunan PLTS dengan target kapasitas 3.600 Mega Watt, yang akan
dibuat bertahap, dan ditargetkan akan rampung pada 2025 mendatang.
Meski
sudah ditargetkan secara matang dan bertahap, terdapat sejumlah hal yang
menjadi tantangan tersendiri dalam proyek ini, yaitu:
1. Adanya arus isu negative bahwa proyek PLTS akan berdampak pada menurunnya
penerimaan keuangan pada PLN
Para
ahli sudah memastikan bahwa hal ini tidaklah benar, meskipun potensi
berkurangnya penerimaan pemasukan PLN bisa dimungkinkan terjadi karena berbagai
faktor di lapangan nantinya. Proyek PLTS dengan kapasitas 3.600 MW juga tidak
ditargetkan sekaligus, namun disesuaikan secara bertahap, bahkan hingga 2025.
2. Adanya kekhawatiran masyarakat bahwa proyek PLTS akan menjadi lahan
bisnis kalangan tertentu
Lagi-lagi
bahwa hal ini sangatlah tidak beralasan, sebab nantinya akan diadakan
pembatasan penggunaan pemakaian pada masing-masing pengguna, berdasarkan
kebutuhan dan kapasitas meteran listrik yang dimilikinya.
Bahkan,
menurut data survey, tingkat ekspor listrik PLTS untuk pemenuhan kebutuhan
rumah tangga akan mencapai 24% dari total listrik yang akan dihasilkan.
Sementara itu, dunia industry hanya akan menerima tidak lebih dari 6% alokasi
energi listrik yang dihasilkan PLTS.
3. Adanya isu miring bahwa kehadiran PLTS akan membuat pembengkakan dana
subsidi listrik PLN
Nyatanya,
hadirnya PLTS akan mengurangi penggunaan bahan bakar minyak, yang tentunya
selain mengurangi tingkat pembuangan limbah emisi karbon ke udara. Semakin
besar jumlah bahan bakar minyak yang terkurangi, maka dana untuk operasional
bahan bakar minyak juga tentunya akan terkurangi dengan sendirinya.
Dana
hasil pengurangan bahan bakar minyak tersebut kemudian bisa dialihkan kepada
kebutuhan lainnya.
4. Isu bahwa akan ada gangguan kestabilan aliran listrik jika menggunakan
PLTS
Berbagai
kemungkinan yang berkaitan dengan hal ini sudah pasti diperhitungkan oleh pihak
PLN selaku BUMN yang telah berpengalaman puluhan tahun menangani kelistrikan
Negara. Bahkan, pihak PLN secara resmi menyatakan bahwa ada beberapa strategi
khusus yang dilakukan untuk menghindarkan hal ini, yaitu:
1)
PLTS yang akan dibangun sudah sesuai dengan standar SNI dan bahkan
Internasional;
2)
Pelanggan dengan kategori industry harus melaporkan penggunaan listrik
industrinya secara berkala;
3)
Pelanggan listrik dunia industry wajib menyediakan program basis data cuaca;
4)
Pembuatan aplikasi digital khusus untuk para pengguna PLTS;
5. Isu miring bahwa kehadiran PLTS akan menjadi beban tersendiri pada
keuangan PLN
Ada
sangat banyak strategi yang sudah direncanakan akan dilakukan oleh pihak PLN
dalam menghadapi segala kemungkinan saat direalisasikan nya pembangunan PLTS di
berbagai daerah, semua cara dan strategi tersebut berbentuk peningkatan jumlah
fasilitas public berbayar dan berkapasitas listrik besar, sebagai sumber
penghasilan baru bagi PLN.
Ada juga rencana peluncuran berbagai produk berbasis listrik yang sudah disiapkan, misalnya kendaraan listrik, kompor listrik, dan lain-lain dari berbagai peralatan rumah tangga berbasis listrik.
6. Munculnya isu dan kekhawatiran bahwa PLTS akan memicu Pembengkakan
Biaya Subsidi Listrik yang tidak tepat sasaran
Fakta
nya, biaya operasional pada semua PLTS tidak akan memberi dampak negative
apapun pada keuangan Negara, meskipun tetap terbuka lebar adanya pertambahan
besaran subsidi listrik. Namun, hal itu akan tertutupi dengan pengurangan biaya
pembelian BBM di setiap pembangkit listrik.
Selain
itu, terdapat sangat banyak keuntungan lainnya dari PLTS yang akan di dapatkan
oleh Negara, baik itu keuntungan secara langsung berupa materi, atau juga
bentuk keuntungan lainnya, di antaranya yaitu:
1)
Berkurangnya jumlah penggunaan BBM hingga 47 juta MMBTU setia tahunnya;
2)
Pembukaan lapangan kerja baru tidak kurang dari 100.000 tenaga kerja;
3)
Adanya potensi pertambahan investasi hingga 63,7 Triliun, khususnya saat
pembuatan bangunan PLTS dan pembelian KWH;
4)
Terbukanya berbagai peluang usaha dan jasa baru pada sector green
industry;
5)
Turunnya tingkat persentase emisi karbon di udara hingga 4,5 juta ton CO2e,
yang juga menjadi kunci target NDC;
6)
Meningkatkan nilai TKDN karena lahirnya berbagai industry baru yang terkait
langsung dan tidak langsung dengan PLTS.
7. Adanya pandangan bahwa nilai ekonomi PLTS sangat kecil dan hanya
member keuntungan Negara penghasil peralatan tenaga Surya
Pandangan
ini merupakan pandangan yang juga tidak berdasar sama sekali, meski memang
benar bahwa sampai hari ini belum ada produksi mandiri dalam negeri terhadap
berbagai peralatan dan perlengkapan PLTS. Selain itu, TKDN PLTS Indonesia baru
berjumlah total 40%, sebuah jumlah yang tentunya masih jauh dari kapasitas dan
potensi yang sebenarnya ada.
Hingga
Juli 2021, kapasitas PLTS yang beroperasi di seluruh wilayah Indonesia baru
mencapai 35,56 MW, sebuah jumlah yang sangat kecil jika melihat potensi dan
kapasitas PLTS Indonesia.
Untuk
bisa mengeksplorasi sumberdaya PLTS tersebut secara maksimal, akan dibutuhkan
komitmen dan keseriusan banyak kalangan, khususnya para ahli dalam melakukan
penelitian titik potensial PLTS, dan juga pemerintah dalam melakukan dukungan
dalam bentuk alokasi anggaran yang cukup besar dari APBN.
Salah
satu hal penting yang perlu dilakukan Indonesia untuk bisa memaksimalkan
pemanfaatan energi surya adalah dengan menemukan sebanyak mungkin titik-titik
wilayah yang sangat potensial untuk pembangunan PLTS, kemudian membangun PLTS
di tempat tersebut dengan segera.
Pada
mulanya, memang akan dibutuhkan sangat banyak anggaran untuk pembangunan PLTS
dan berbagai peralatan dan bangunan pelengkapnya. Namun, jika PLTS tersebut
sudah beroperasi, maka akan sangat besar jumlah anggaran yang bisa dihemat
darinya, khususnya anggaran bahan bakar yang tidak lagi dibutuhkan.
Semakin
banyak jumlah PLTS yang bisa dibangun di berbagai daerah di tanah air, maka
akan semakin besar juga penurunan gas emisi karbon yang bisa dikurangi dari
udara. Hal itu lalu akan membuat Indonesia perlahan tapi pasti bisa memperbaiki
kualitas udara di daerah-daerah, khususnya di kota-kota tempat PLTS beroperasi.
Semua
sanggahan atas berbagai pandangan negative dari berbagai kalangan terhadap PLTS
juga menjadi alasan pendukung Mengapa Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sangat Cocok
Diterapkan Di Indonesia. Sebab, selain karena Indonesia berada di garis
khatulistiwa, Indonesia mempunyai berbagai sumber daya penunjang lainnya yang
memungkinkan pembangunan PLTS di berbagai wilayah.
Posting Komentar untuk "Mengapa Pembangkit Listrik Tenaga Surya Cocok Diterapkan Di Indonesia"